Siapa yang mau percaya, bahwa ternyata Masmirah hamil berawal dari sebuah mimpi. Masmirah mimpi bertemu Raja Majapahit. Kemudian Raja itu ingin mengawini Masmirah. Awalnya ia menolak. Sampai akhirnya ia mau juga dan berbuah kehamilan yang aneh. Hal inilah yang membua Mardowo berang sampai kemudian meninggalkan Masmirah dan menjadi pengguna obat-obataan sampai menjadi pasien tempat rehabilitasi.
Akhirnya, Masmirah mendatangi seorang Kiai. Dari sanalah ia mendapatkan keterangan yang ia benar-benar yakini. Bahwa ia benar-benar hamil dan anaknya akan lahir saat bintang kemukus datang. Namun sangat disayangkan. setelah anaknya lahir dan ia berinama "Sembodo", meninggal di usia muda. Sejak peristiwa itu, Masmirah menjadi seorang Paranormal yang sangat terkenal dengan nama panggilan Mbok Pagedhongan.
Dalam penampilannya. Masmirah dipentaskan dengan begitu sangat sederhana. Namun dari kesederhanaan yang ia tampilkan, Olive di anggap "berhasil" dalam menghidupkan Masmirah di atas pentas. sekalipun dalam diskusi yang dilakukan setelah pementasan masih banyak kritikan yang menggap pementasan Masmirah masih memiliki kekurangan. seperti pada tata cahaya yang disajikan. Namun meskipun demikian, hal itu telah menjadi sebuah pertunjukan yang utuh, dan kekurangan itu telah tertutupi oleh akting Olive yang cukup menawan di atas panggung.
Pentas yang bertema 2 aktor bemonolog ini adalag garapannya Lab Teater Syahid ciputat. pentas yang berlangsung selama dua hari itu di isi oleh dua aktor Lab Teater . Satu hari sebelumnya aktor yang tampil adalah Ozy Tatu yang tengah membawakan Suto Mencari Bapak karya WS. Rendra. Ozy Sendiri adalah mantan anggota Teater Syahid (selama menjadi mahasiswa, karena ia telah merampungkan pendidikannya dan bergelar Srjana Humaniora) yang kini lebih giat di Lab Teater Syahid. Perjalanan Suto Mencari Bapak yang ditampilkan Ozy kurang mendapat banyak sambutan. Oleh karena itu, penonton yang datang lebih banyak pada perttunjukan Masmirah.
Pada masa dua hari tersebut. Pertunjukan dilaksakan dua sesi. Sesi pertama sore hari dengan targetan penonton adalah pelajar. Sedang sesi kedua adalah untuk umum. Walhasil, pada kedua pertunjukan di sesi pertama banyak dikunjungi oleh pelajar, hal ini menunjukan hal yang positip untuk dunia teater, terlebih teater Syahid. Karena dengan begitu, setidaknnya akan menambah peminat dan penggiat teater di masa yang akan datang. Maju terus teater UIN. Maju Terus Teater Indonesia. (zaky/red)